Kronologi sejarah Cina_Indonesia

Gambar foto seorang lelaki Tionghoa yang menjaja toucang di jalan raya Batavia pada pertengahan dekad 1910-an.

Bangsa Cina telah ribuan tahun mengunjungi kepulauan Nusantara. Salah satu catatan tertua berkenaan dengan ini telah ditulis oleh para agamawan, termasuk Fa Hsien pada abad ke-4 dan terutamanya I Ching pada abad ke-7. I Ching ingin ke India untuk mempelajari agama Buddha dan singgah di Nusantara untuk belajar bahasa Sanskrit lebih dahulu. Di Jawa, beliau belajar bahasa Sanskrit daripada seorang yang bernama Jñânabhadra.

Kemudian dengan berkembangnya negara-negara kerajaan di tanah Jawa mulai abad ke-8, para penghijrah Cina pun mulai berdatangan. Epigraf-epigraf dari Jawa menyatakan bahawa orang-orang Cina disebut-sebut sebagai penduduk asing yang menetap di samping suku-suku bangsa dari Nusantara, daratan Asia Tenggara dan subbenua India. Dalam epigraf-epigraf ini, orang-orang Tionghoa disebut sebagai orang Cina dan sering kali jika disebut, dikaitkan dengan Juru Cina, iaitu ketua orang-orang Cina.

Asal kata

Orang-orang Cina di Indonesia dipanggil "Tionghoa", sepatah istilah yang dicipta sendiri oleh orang-orang yang berasal dari China di Indonesia. Istilah Tionghoa lebih sering dipakai karena kata "cina" dianggap kasar dan rasis.[perlu rujukan] Istilah "Tionghoa" dan "Tiongkok" lahir daripada sebutan Melayu (Indonesia) dan Hokkien, jadi secara linguistik "Tionghoa" dan "Tiongkok" memang tidak dikenali (disebut atau didengar) di luar masyarakat Indonesia. Oleh sebab "Tionghoa" adalah istilah bahasa Indonesia yang khas, ia juga tidak dikenali di Malaysia dan Thailand.

Wacana orang Cina untuk membebaskan diri daripada kekuasaan Dinasti Qing supaya dapat membentuk sebuah negara yang lebih demokratik dan kuat telah dimulakan sejak dari tahun 1880 lagi. Wacana ini sampai terdengar oleh orang-orang yang berasal dari China yang bermukim di Hindia Belanda yang ketika itu dinamai "Orang Cina", suatu panggilan yang diduga berasal daripada kosa kata "Ching", iaitu Dinasti Ching yang berkuasa. Orang-orang asal China ini yang anak-anaknya lahir di Hindia Belanda berasa perlu mempelajari kebudayaan mereka, termasuk juga bahasanya. Oleh itu, sekelompok orang Cina di Hindia Belanda mendirikan sebuah sekolah pada tahun 1900 di bawah naungan sebuah badan yang dinamai "Tjung Hwa Hwei Kwan" yang kalau disebut dalam bahasa Indonesia menjadi Tiong Hoa Hwe Kwan (THHK). Dalam pengendaliannya, THHK bukan sahaja memberikan pendidikan bahasa dan kebudayaan China tetapi juga memupuk rasa penyatuan di kalangan orang-orang Cina di Hindia Belanda, seiring dengan perubahan istilah Cina menjadi Tionghoa di Hindia Belanda.

Rujukan

WikiPedia: Cina_Indonesia http://www.indonesiamedia.com/rubrik/manca/manca99... http://www.mualaf.com http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/mess... http://www.library.ohiou.edu/subjects/shao/databas... http://www.obor.co.id/DetailBuku.asp?Bk_ISBN=979-4... http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraa... http://home.iae.nl/users/arcengel/NedIndie/chineze... http://www.nationaalarchief.nl/amh/detail.aspx?pag... http://www.ocac.gov.tw/download.asp?tag=P&file=Dow...